Senin, 04 Maret 2013

penyebab tsunami


THE GLOBE JOURNAL
WARTAWAN dan PEWARTA FOTO Koran Online THE GLOBE JOURNAL tidak dibenarkan untuk meminta dan/atau menerima apapun dari nara sumber baik dalam bentuk amplop, uang, honor, biaya transportasi, biaya akomodasi, hadiah, dan berbagai bentuk gratifikasi lainnya. [] Jika Anda mempunyai berita atau informasi yang ingin diterbitkan di Koran Online THE GLOBE JOURNAL, silahkan mengirimkankan langsung ke email redaksi@theglobejournal.com atau via fax 0651-7557304. [] LAYANAN PELANGGAN: Jika Anda mengetahui dan memiliki informasi tentang WARTAWAN dan PEWARTA FOTO Koran Online THE GLOBE JOURNAL yang bekerja dengan melanggar Kode Etik Jurnalistik dan/atau mengambil berbagai bentuk gratifikasi dari narasumber, Anda dipersilahkan untuk mengirimkan SMS ke HOTLINE 0819-7390-0730 [] Untuk pemasangan Iklan dan Pariwara serta Kerjasama lainnya dapat langsung disampaikan ke Markerting Koran Online THE GLOBE JOURNAL di Telp 0651-7414556, 7557304 atau HOTLINE 08190-7390-0730. Tim Marketing THE GLOBE JOURNAL akan segera menghubungi Anda untuk tindaklanjutnya. []
Serambi»Teknologi»Tsunami Aceh Murni Kejadian Alam, Bukan Bom Nuklir


Tsunami Aceh Murni Kejadian Alam, Bukan Bom Nuklir
Ibnu Rusydy, M.Sc | Peneliti Geo-hazard TDMRC Unsyiah
Rabu, 26 Desember 2012 10:45 WIB
Banda Aceh - Gempa dan tsunami Aceh 2004 masih menyisakan duka dan nestapa bagi rakyat Aceh. Hari ini, Rabu (26/12/2012) sudah sewindu kejadian tersebut berlalu. Berbagai informasi dan prasangka masih saja muncul di tengah masyarakat kita tentang penyebab tsunami Aceh. Padahal sudah banyak ditulis sebelumnya tentang penyebab tsunami Aceh 2004.

Sejak tahun 2005, banyak sekali isu-isu yang beredar di tengah masyarakat Indonesia tentang penyebab tsunami Aceh 2004. Dalam isu tersebut dikatakan bahwa tsunami Aceh 2004 yang sangat dahsyat tersebut disebabkan oleh uji coba Bom Nuklir oleh pihah US Army. Dalam tulisan ini, saya akan memaparkan beberapa pertimbangan dari sisi ilmiah yang akan menjawab apakah tsunami Aceh 2004 karena ulah mereka atau murni kejadian alam.

Berikut ini beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan kita bersama dalam menilai penyebab tsunami Aceh 2004:

Tsunami 2004 bukanlah tsunami pertama; tsunami Aceh tahun 2004 bukanlah tsunami pertama kali menerjang Aceh. Apabila tsunami 2004 adalah yang pertama terjadi di Aceh sejak 1000 tahun yang lalu maka kita semua wajib curiga kepada pihak yang telah memicu timbulnya tsunami. Namun apa yang terjadi tahun 2004 bukanlah tsunami pertama, melainkan tsunami yang ke sekian kali. Sebelumnya ada tsunami tahun 1861 dan tahun 1907. Untuk info lebih lanjut bisa baca tulisan saya tentang Tsunami Purba di Simeulu. Gelombang Gempa: Antara gelombang gempa bumi dengan gelombang gempa akibat Bom Atom terdapat perbedaan dalam bentuk gelombangnya. Pada tahun 2004 semua seismometer di seluruh dunia merekam gelombang gelombang gempa bumi dan bukan gelombang bom atom. Gelombang bom atom sumbernya berupa titik tapi gelombang gempa bumi sumbernya berupa bidang patahan/sesar/rekahan. Untuk mengenalnya lebih lanjut bisa baca tulisan saya tentang Belajar Gempa dari Youtube.
Pada tulisan saya tersebut ada video yang bisa menjelaskan bagaimana gelombang gempabumi menjalar sehingga seismologi bisa membuat Mekanisme Fokus sehingga bisa diperkirakan geometri rekahan/sesar/patahannya.
Panjang Rekahan: Gempa Aceh 2004 menyebabkan rekahan sepanjang lebih kurang 1600 Km, hal ini dapat dilihat dengan adanya pulau yang naik dan turun di sepanjang zona rekahan atau rupture. Apabila rekahan ini disebabkan oleh Bom Atom, apa mungkin pihak US Army menjejerkan bom atom dengan interval 1-10 Km sepanjang 1600 Km. Iseng kali kalau ini mereka melalukan ini. Apabila rupture yang terjadi pada gempa dan tsunami 2004 cuma 100 Km, mungkin kita bisa curiga ke mereka tapi ini terlalu panjang.
No-Radiasi Nuklir: Apabila bom nuklir digunakan untuk membuat tsunami di Samudra Hindia sana, pasti saat ini masih ada radiasi nuklis yang tersisa dari hasi bom tersebut. Saya yakin radiasi nuklir ini sudah terdeteksi oleh berbagai ilmuan yang meneliti gempa dan tsunami. Kalaulah peneliti dari US mencoba menutupinya pasti penelitian dari China, Rusia dan beberapa negara lain akan membongkarnya. Tapi yang kita lihat sekarang, belum ada satupun peneliti yang mendeteksi radiasi nuklir. Hal yang lain yang menarik untuk di bahas adalah ada beberapa orang mempertanyakan kenapa mayat tsunami warnanya hitam, pasti ini karena nuklir?
Menurut saya, beberapa mayat tsunami warnanya hitam lebih dikarenakan lumpur yang sudah terendapkan sekian lama di samudra Hindia sana kemudian diangkat/diaduk kembali oleh gelombang tsunami 2004 sehingga gelombang tsunami warnanya sangat hitam dan wajar korban tsunami berwarna hitam. Warna hitam gelombang tsunami bukan hanya tahun 2004, tsunami Aceh 1907 juga berwarna hitam.
Apabila kawan-kawan ada yang nonton film dokumenter "Nyanyian 1907" di Sultan II Selim Banda Aceh yang digagas oleh KAVAN (Komonitas Audio Visual Aneuk Nanggroe), tentu sudah faham bagaimana Nenek Rukiah yang saat ini sudah berumur 112 menceritakan tsunami tahun 1907.
Kawasan Tektonik Aktif: Secara tatanan tektonik, kita memang berada pada jalur tektonik aktif dimana lempeng Indo-Australia yang bergerak dengan kecepatan 5 cm/tahun menunjam di bawah lempeng Eurasia tempat kita duduk. Apabila kita tinggal di zona tidak aktif dan tiba-tiba ada tsunami maka kita harus curiga tentang penyebab tsunami. Tapi sekarang ini kondisinya kita tinggal di kawasan aktif dan dari sejarah, gempa dan tsunami pernah terjadi berkali-kali pada zaman dahulu kala.

Semoga beberapa hal di atas bisa menjadi pertimbangan kita, apakah tsunami 2004 murni kejadian alam atau ulah negara adidaya yang hampir bangkrut itu. Semoga kita semua bisa melihat mana yang nyata dan mana yang cuma isu belaka.

Hanya Allah SWT yang tahun kebenaran di balik tsunami 2004.
Penulis adalah Peneliti Geo-hazard TDMRC Unsyiah





Twitter TGJ 3
Redaksi:
Informasi pemasangan iklan
Hubungi:
Telp. (0651) 741 4556
Fax. (0651) 755 7304
SMS. 0819 739 00 730


Komentar Anda

Berita Foto

«
»

Tidak ada komentar:

Posting Komentar